Kamis, 20 Mei 2010

Tidur Siang

Ini hari-hari terakhir saya di kantor. Setelah "petualangan" yang sangat mengasyikkan di Gresik, saatnya kembali di belakang meja. Audit pendahuluan, cek fisik, dan analisis sudah lewat. Waktunya konfirmasi dan klarifikasi. Bukan bagian saya. Kemarin malah ditawarin ikut ngaudit baru lagi, kalo gak salah ngaudit tentang konfersi minyak tanah ke gas elpiji, tapi sebelum dijelaskan lebih lanjut saya memberi tahu bahwa ini adalah mingu terakhir saya. Singkat kata saya sedang nganggur.

Dan kepikiran umur. Di saat teman-teman saya sibuk skripsi, saya tenang saja (sudah bisa agak tenang, dengan pembenaran-pembenaran yang saya bangun, hehe) dengan kenyataan bahwa saya belum memulai, walaupun sudah memprogram sejak awal semester. Mengingat berapa bulan yang saya buang sia-sia, saya tidak melihatnya demikian. Saya tidak akan menyesali waktu yang saya "buang" itu. Tergantung melihat dari perspektif mana. Jika dari skripsi sih, yahh..memang terbuang. Tapi saya mendapat banyak nilai tambah lain di dalamnya. Saya bisa mengkonstruks ulang perusahaan clothing saya, saya bisa memamerkan musik band saya, saya bisa menikmati musik-musik yang benar-benar bagus, saya bisa lebih banyak waktu berkumpul bersama keluarga, saya bisa mendapatkan pengalaman mengaudit dan mengevaluasi Modernisasi LOBP Gresik, saya bisa berkumpul dan berbagi dengan teman-teman saya, dan saya juga bisa istirahat dan menata rencana saya. Begitu banyak yang saya lakukan dalam waktu terbuang itu. Saya tidak menyesalinya.

Ketika teman-teman saya repot untuk tes di sana-sini, saya hanya mendukung saja. Entah kenapa saya masih belum berminat saja. Mungkin memang pada dasarnya saya adalah orang yang kronologis. Saya selalu membangun skala prioritas. Saya akan menyelesaikan telebih dahulu pekerjaan yang saya prioritaskan. Saya yakin dengan begitu saya akan melakukan seluruh pekerjaan dengan maksimal. Bukan berarti saya tidak tahan dengan banyak pekerjaan (masalah). Namun saya hanya ingin melakukan semua hal dengan makasimal. Dan itu adalah cara yang saya pilih. Dan saya teruji dengan tumpukan masalah yang saya petakan dengan skala prioritas itu.

Jadi prioritas saya sekarang adalah KKNP ini, minggu ini selesai. Siap menghadap Pak Iqbal dengan berbagai judul skripsi baru yang akan saya tawarkan. Enam judul saya telah ditolak, saya melihatnya sebagai proses. Saya yakin Pak Iqbal adalah dosen yang pas, yang bisa membimbing saya mengerjakan skripsi yang maksimal, yang tidak menyia-nyiakan masa kuliah saya dengan skripsi yang begitu-begitu saja. Semoga saja.

Prioritas skripsi dulu, asli dalam diri saya, saya ingin skripsi saya tidak hanya menjadi tumpukan kertas berdebu di perpustakaan atau ruang baca. Saya jadi ingat ketika ujian praktek Bahasa Indonesia pas SMA dulu. Disuruh bikin karya tulis, dan kelompok saya kebagian tentang kenakalan remaja. Saya langsung kepikiran mengenai fenomena membolos di SMA (semua SMA mungkin memiliki problem yang sama tentang yang satu ini, dan saya adalah salah satu pelakunya). Bekerjalah kelompok saya mencari data, informasi dengan angket, sutvey, hinga wawancara. Mulai dari alasan membolos, jam-jam waktu membolos, di mana tempat paling "aman", pernah ketahuan apa tidak, dll. Maka saya presentasikan karya kontroversial itu dengan tag line "IPS presents: kami lakukan, kami sadar". Ya, IPS, karena dari dulu anak IPS konotasinya terkenal nakal, bandel, outsider lah pokoknya (bukan fans-nya SID lo!). Ternyata sangat ramai pembahasan pas kelompok saya ini. Saya mendapatkan ejekan munafik hingga tepuk tangan meriah. Dan ternyata, karya tulis tersebut akan diserahkan ke BK dan dijadikan bahan referensi untuk meminimalisir fenomena membolos itu. Nah, yang seperti itu yang saya inginkan, sederhana, namun bisa berguna.

Saya seperti belum tertarik dengan rekruitmen-rekruitmen itu. Saya sih tanpa beban saja. Saya hanya ingin bekerja di mana saya ingin bekerja. Dan suatu saat akan ada seseorang, perusahaan, lembaga, institusi yang menyadari kekurangan dan kelebihan saya. Kalo memang gak ada, ya saya mengembangkan usaha clothingan saya saja, hehe.

Lalu apa lagi yang saya risaukan? Mengenai umur? Pacar. Ya, saya tidak mahir dalam hal ini. Jadi keinget salah satu percakapan dalam komik strip Mafalda. Seorang teman cewek Mafalda (Marguerita kalo gak salah namanya) bertanya pada Mafalada, "Apakah dulu mama kamu kuliah?" "Iya!" jawab Mafalda. "Apakah dulu mama kamu punya pacar?" tanya Marguerita lagi. "Umm..aku rasa tidak." sahut Mafalda. "Jadi mama kamu tidak dapat apa-apa dong!"
NAH LO! hahahahaha..

Sekali lagi saya tidak mahir. Saya bingung. Pernah dua kali saya berlaku istimewa (karena orang istimewa layak mendapat perlakuan istimewa, hehe). Semuanya masih sama sekali belum kenal. Yang pertama berpura-pura menjadi tukang bunga dan sok tak sengaja berkenalan dengan nama dan nomor handphone saya di dalamnya, yang kedua semacam introducing breakfast sambil jalan-jalan dan ngasih CD Endah & Rhesa juga dengan nama dan nomor handphone saya di dalamnya. Hehe, jadi saya tidak pernah meminta nomor handphone, dia dulu lo yang menghubungi saya, hehehe ;p
Ah, dan ternyata saya benar-benar tidak mahir. Saya tidak menemukan kecocokan setelahnya, dia kurang indie!!! hahahaha

Yah sudahlah, memang bukan dia-dia itu. Saya masih terus menikmati hidup "indie" saya, bebas, berkreasi, bersama teman-teman, ya begitulah. Saya sedang mengumpulkan modal, itu saja. Entah pada siapa akan saya bagi. Tapi semakin lama saya rasa benar-benar perlu semacam pendukung hidup saya. Yang benar-benar mengerti di mana saya, trek saya, dan menjaganya biar tidak keluar. Saya ingin berbagi, benar-benar berbagi semuanya.

Asem! Jadi semacam curhat gini. Saya baik-baik saja! Saya tidak mellow, saya punk! Hahaha! Saya memahami ini sebagai kesempatan. Kesempatan untuk lebih mengeksplor diri lagi.

Terus jalan, peka, serap, kreasikan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar