Minggu, 30 Mei 2010

Suka is the new Ikhlas

Berkorban untuk ikhlas? Is so last year..!!! hahaha :D
Tidak selamanya ber-ikhlas ria harus diidentikkan dengan pengorbanan. Dari segi nama saja sudah salah kaprah.
"Saya ikhlas kok dengan pengorbanan saya." Nah, pengorbanan. Kata dasarnya saja sudah korban, kalau tidak salah korban adalah sebutan untuk orang yang menderita. Ah, apalah sanggahannya, kalau menderita ya menderita saja, tidak usah, "Saya ikhlas kok dengan penderitaan saya." Kalau begitu maka tidak usah menyebut itu dengan penderitaan atau pengorbanan. Bilang saja, "Saya suka kok membantu Anda."

Iya, suka! Suka yang itu loh! Yang artinya sama kayak senang juga atau mungkin bisa diasosiasikan dengan cinta (halah..!), hehe. Ikhlasnya dijadiin suka saja. Biar lebih "gaul" gitu loh! Lebih muda, gak sok alim juga, hahaha. Saya pikir suka sudah sangat representatif untuk ikhlas, bahkan lebih lengkap karena kalau suka tidak ada unsur terpaksa, yang terlihat ataupun yang tidak terlihat. Atau yang berusaha ditutup-tutupin atau berdasarkan sungkan (biasaaa...orang Jawa asli :D). Kalo suka kita selalu tersenyum :). Dan senyum bisa meringankan beban. Trus kalo suka biasanya malah mengeksplor, urun ide kek, ikut kasih motivasi kek, pokonya ikut seneng kalo bisa berhasil, kayak yang berhasil kita sendiri aja. Hehehe gak papa mendompleng kesenangan, karena itu memang efek dari suka. Yeah, karena suka jadi banyak senang, bersenang-senang selalu!

Jadi saya lebih suka membantu daripada ikhlas membantu ;p

NB: Mungkin ada pro-kontra mengingat betapa religiusnya istilah ikhlas itu, hehe maap, open mind saja, OK? :D

1 komentar:

  1. saya ikhlas kok komen disini..
    ups, haha.
    keep writin` sob..
    cuman blogwalking sekalian mampir..

    xoxo,
    indah faruk.

    BalasHapus