Minggu, 29 Agustus 2010

am I xXx? yes, I am!

xXx ? Ya, itu adalah simbol untuk sebuah gerakan yang disebut dengan straight edge. Straight edge merupakan gaya hidup yang bersifat abstain terhadap pengkomsusian rokok, drugs & alkohol, dan free sex. Kampanye straight edge ini diawali oleh Ian McKaye, vokalis band hardcore/punk Minor Threat pada 1981. Ian yang muak dengan keadaan yang mengidentikkan rocker/punker dengan kehidupan hedonis, menggebrak dengan lagunya yang berjudul Straight Edge.

I’m a person just like you
But i’ve got better things to do

Than sit around and f**k my head
Hang out with the living dead
Snort white s**t up my nose
Pass out at the shows
I don’t even think about speed
That’s something I just don’t need
I’ve got the straight edge

( saya belum mendengarkannya, dan akan mendengarkannya :D )

Bagian refrain ini menjadi senjata utama Ian untuk mengkampanyekan gaya hidup ini. Orang yang merasa sejalan dengan gaya hidup Ian mulai mengklaim dirinya sebagai straight edge.

Straight edge dilambangkan dengan "xXx". "X" pertama untuk tidak merokok, "X" kedua untuk tidak drugs dan alkohol, "X" ketiga untuk tidak melakukan hubungan sex sebelum menikah. Adapun biasanya juga dilambangkan dengan coretan "X" di punggung tangan. Awalnya coretan "X" di punggung tangan digunakan untuk pengunjung club di Amerika yang belum mencukupi umur untuk minum alkohol. Kemudian diadopsi sebagai tanda bahwa kami tidak minum alkohol! Ucay, vokalis Rocket Rockers pun pernah menggunakan tanda ini dalam beberapa kali kesempatan show-nya.Perkembangan straight edge sendiri banyak diusung oleh band-band punk/hardcore. Mereka dengan vokal meneriakkan dan berorasi tentang hidup sehat ini. Pada akhir 80-an straight edge mulai berkembang dengan gaya hidup vegetarian. Mereka berpendapat tentang animal liberation.

Well, rocker/punker tidak selamanya identik dengan sex, drugs, alcohol, dan smoking. Straight edge lahir sebagai counter culture. Walaupun berawal dari kalangan music punk/hardcore namun kini straight edge telah diadopsi oleh seluruh genre musik. Bahkan kini straight edge sudah menjadi salah satu gaya hidup di masyarakat.

Dan untuk saya, pemilih jalan ini adalah bagi mereka yang berpikir. Berpikir sebelum melakukan sesuatu, bukan hanya melakukan dengan dalih solidaritas, penghormatan, coba-coba, ikut trend, ataupun untuk sebuah pengakuan.

Saya bukan yang benar-benar lurus, waktu SMP, masa-masa pencarian jati diri, saya pun pernah menjadi seorang perokok. Tapi tidak bertahan dalam waktu yang lama, saya sadar juga, hahaha. Saya pun dikelilingi teman-teman perokok berat, pecinta minuman keras, drugs, hingga yang melakukan seks bebas. Saya berdiri di antaranya. Tidak jarang saya ditawari, saya suka diajak diskusi tentang hal-hal itu. Saya tau bagaimana tipe-tipe rokok, mulai "rokok enak-rokok murah", sehabis makan paling enak ngerokok apa, dll. Saya tau macam-macam minuman keras, merk-merk yang disegani, bagaimana perilaku teman-teman ketika mabuk, dll. Malah saya suka mendengarkan pengalaman-pengalaman yang "berbau" seks dari teman-teman saya. (hahaha kenapa? wajar saja, umur-umur pemua tanggung). Bukan saya meng- counter namun memahami mereka, dan mereka menghargai saya.

Bukannya saya tidak ingin "berdakwah" tentang hidup sehat ini. Namun alangkah indahnya pluralisme, tanpa saling memaksa. Satu iklan mengajarkan bahwa, "tidak kotor, tidak belajar." Jadi, (lagi-lagi) semoga mereka dapat berpikir (belajar) untuk yang kedua kalinya setelah mereka mendapatkan "kotor', hahaha. Saya "berdakwah" saja dengan tetap mempertahankan idealis ini sebagai contoh. Atau, untuk kali ini saja, saya "berdakwah" di sini:

"Marilah hidup sehat, teman-teman!"



NB: saya ingin memunculkan ide baru dalam perkembangan straight edge, yaitu no atheis, hehe. Jadi orang-orang yang straight edge adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa. Biar lebih berasa substansi "straight"-nya. ( kiddin' :D )

Jumat, 27 Agustus 2010

even the sleep things become important to share


  1. I can't sleep before I read some book, or listen to the music, or just let the TV noise still on when I going sleep, but I must be activate the timer menu.
  2. I usually put one of my arm in pillow below.
  3. I love colder weather, but I love use my blanket too in the same time.
  4. It doesn't matter for me, in a bright or dark.
  5. If there are a guest for me, I have to ensure him/her have nice sleep before I get sleep.
  6. Mostly I'm very sensitive in my sleep, I can wake up only by one touch, even in my deep sleep.
  7. There is no need a long time to restore my mind when I woke up.




nice sleep everyone :)

satu lagi malam hebat

Sebenarnya penekanannya tidak hanya di malam saja. Seharian kemarin sangat hebat. Munculnya "berdebar-debar" itu lagi menyita siang hari. Sehabis buka petualangan dimulai. Saya buka bersama dengan sahabat karib saya pas SMA, yaitu Vira dan Ina. Mbak-mbak yang sudah pada sarjana itu mentraktir saya buka yang lumayan mewah, hehe. Cerita-cerita nostalgia dan impian-impian dilontarkan.

Setelah itu jadwalnya maen futsal anak-anak akuntansi angkatan 2006. Wah sudah gatel kaki ini bermain bareng para juara-juara itu, soalnya saya jarang ikut yang kemaren-kemaren karena berbagai halangan, juga saya jarang ke kampus belakangan ini. Sampai di sana, rasanya seperti "disambut". Saya rasa saya tidak berlebihan tentang disambut ini.

flashback dulu--->Jadi begini, di kampus saya (mungkin memang budaya di setiap kampus) ada semacam kelompok-kelompok mahasiswa. Yang ini kumpulnya sama yang ini-ini saja. Yang itu kumpulnya sama yang itu-itu saja. Banyak, banyak kelompok. Soal futsal juga, dulu kita mesti futsal bareng golongan-golongan tertentu. Nah, disini kuncinya. Saya memposisikan diri sebagai orang netral. Saya tidak berkelompok, saya indie, saya bebas. Namun bukan berarti saya tidak punya teman. Bahkan saya masuk ke semua kelompok tersebut. Saya tahu bagaimana gaya bercanda setiap kelompok. Saya tahu isu-isu apa atau tema apa yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka. Saya tau bagaimana harus menempatkan diri di setiap kelompok itu. Saya suka mengamati dan menganalisa setiap orang, memahami bagaimana cara mereka berpikir membuat kita semakin kaya. Tidak harus langsung melawan sesuatu yang berbeda dengan idealisme kita. Diskusi adalah jalan terbaik. Saling belajar. Oiya, bayangkan sebuah lingkaran dengan satu titik pada pusatnya. Saya memposisikan diri berada di titik tersebut. Dengan berada di tengah-tengah maka kita aka bisa melihat sekeliling dengan sama luasnya. Sekarang umpamakan di setiap sisi lingkaran tersebut adalah kelompok-kelompok mahasiswa. Jika saya berada pada satu sisi, maka mungkin saya akan melihat sisi sebelah saya dengan sangat sempit atau jika saya melihat sisi depan saya dengan sangat jauh. Tidak mesti seperti itu sih, cuma gambaran saja. Dan saya suka punya banyak teman, maka saya mempertahankan posisi pusat saya :)

Kembali ke disambut. Jadi pas saya datang tadi, semua pada menegur saya dengan nada exciting, akrab, hehe. "Wah, Aldi teko rek!" ; "Wah, gak tau ketok rek!" ; "Nang endi ae?" ; "dll"
Dan asiknya mereka semua yang berjumlah 20 orang, perwakilan dari setiap kelompok yang ada di kampus menyapa saya. Baik, saya buat perbandingan. Ada teman saya yang sama seperti saya, jarang ketemu, namun tidak semua teman saya yang di sana itu menyapanya dengan akrab, mungkin sebatas jabat tangan saja. Setelah itu, selalu saja dihujani pertanyaan-pertanyaan lanjutan semacam kabar gitulah. (Hehehe, suwun yo rek, gol backheel-ku sing terakhir mbois kan mau? :p)

Untuk yang satu ini, saya menganalogikan seperti jika kita terlalu fanatik pada sesuatu. Entah itu lembaga, klub sepakbola, hingga grup band. Dengan kefanatikan tersebut yang diakutkan adalah hilangnay obyektifitas dan tinggal subyektifitas saja. Sempit. Oleh karena itu saya selalu berupaya untuk menjaga keobyektifan saya. Dengan obyektif saya bisa menjangkau banyak teman :) Oiya, namun hal ini membutuhkan proses. Setidaknya inilah yang saya dapat setelah empat tahun terakhir, hehe.

Pulang futsal, ternyata sudah ditungguin temen-temen kos mau ngajakin traweh bareng. Wah, sip! Jadi gak perlu traweh sendirian lagi. Dan traweh tadi kita mau meregenerasi siapa yang jadi imamnya, hahaha. Yang biasanya saya atau Hilmi atau Tea (angkatan 2006 semua), tadi gantian Ersa dan Jaya yang jadi imamnya gantian. Ersa pas sholat Isya', Jaya pas trawehnya. Ummm, penilaian saya...not bad lah, walaupun traweh yang seharusnya gak ada tahiyat awal, tapi tadi Jaya pake tahiyat awal, hahahaha.

Selesai traweh, kita Yasinan bareng. Sunnah kan tiap malam Jum'at, lagipula ini tadi malam ke-17 Ramadhan, Nuzulul Qur'an. Semoga semua ibadah kami mendapat ridho-Nya. Siplah! Setelah Yasinan bareng kita jadi "bright" lagi. Ceria, sepertinya kita lupa bahwa sekarang sudah jam 2an. Anak-anak mengulik-ngulik Al-Qur'an terjemahan, mencari kebenaran-kebenaran didalamnya (ceileeehhh!). Saya meneruskan tadarus saya. Saya dapat 1.5 juz malam ini, WAW! hahahaha kalo pas lagi mood bisa keterusan ngajinya, nyaman sih. Sebenernya mengejar target qatam, semoga saja.

Setelah itu anak-anak pada beli sahur di luar, saya yang sudah beli sahur malamnya melakukan hal yang saya ingin lakukan dari dulu: nonton pertandingan Juve lewat live streaming! hahahaha. Ternyata cukup lancar juga, jadi bisa dijadikan jadwal rutin kalo gitu. Ditambah lagi Juve tadi menang lawan Strum Graz. Forza Forza La Juve Ale!!

Oke, ini satu lagi malam hebat saya. Terimakasih buanyak teman-teman! :D
Waktunya Subuhan dan tidur............. (4:49 AM)

Minggu, 22 Agustus 2010

ingin

Halo, rasanya lama sekali saya tidak menulis. Ditambah pula kualitas tulisan saya yang sangat jelek pada postingan-postingan terakhir, hehehe. Kali ini pun entah tidak punya apa-apa untuk ditulis tapi saya ingin saja.

Yap, ingin. mungkin itu tema hari ini. Hari ini saya hanya melakukan semua yang saya inginkan. Tak peduli apa yang terjadi di luar sana, saya hanya mengunci diri di kamar. Cuma ditemani laptop bobrok saya, saya cuma berselancar di jaringan sosial dan menonton film. Sepanjang hari, walaupun hari mendung dan kamar saya gelap saya tidak menyalakan lampu, terlalu sayang untuk mengubah posisi saya menonton film, hahahaha.

Tadi saya menonton 500 days of Summer. Dan menyadari bahwa bertindak sesuka hati itu tetap ada batasannya, karena kita tetap saja makhluk sosial. Apapun yang kita lakukan sedikit banyak dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan kita. hahaha, itu yang saya lakukan setiap hari. Bahkan banyak teman saya yang menyuuh saya untuk lebih egois. Entah apa jadinya kalo saya egois, hahahaha.

Buka, belum makan karena gak ada uang. Berpikir dua kali untuk beli makan. Sisa uang ini untuk makan buka atau makan sahur besok ya? hahaha karena memang sisa uang ini hanya bisa untuk beli sekali makan!!!

Malas tarawih di masjid, tarawih di rumah saja biar bisa lebih cepat dan meneruskan tadarus...

Minggu, 08 Agustus 2010

I'm ready for JFC

bukan Juventus Football Club, klub kesayangan saya (selain Persik, hehehe) tapi ini Jember Fashion Carnaval!! Walaupun dengan menahan kantuk yang sangat hebat, karena night driving, belum tidur sama sekali, saya tidak akan melewatkan begitu saja salah satu event internasional ini. Kesan pertama: Selamat untuk Pemkab Jember, Anda berhasil! Event yg matang, barometer karnaval fashion di Indonesia, objek wisata yg sukses, strategi yg jitu menilik kurangnya potensi wisata di Jember. Pesertanya pun total dalam berpartisipasi, ketika saya menyebutnya total, artinya mereka memaksimalkan semua potensi masyarakat yang ada, sangat WOW! Hingga kreasi-kreasi yang tak terjangkau pikiran saya.. YEAY!! SAYA SIAP! SAYA SIAP! SAYA SIAP! (dengan logat khas Spongebob Squarepants) Semoga bisa melupakan saya dengan kenyataan saya masih harus melawan kantuk karena night driving masih akan menjadi menu saya nanti... Ya ALLAH, dengan AsmaMu kami berangkat, dengan AsmaMu kami selamat, dengan AsmaMu perjalanan ini bermanfaat :D

Jumat, 06 Agustus 2010

"Anda sopan, kamipun sopan."


...kenapa selalu harus dimulai dari "Anda"?? hah??? Kenapa tidak dimulai dari diri sendiri?

Kamis, 05 Agustus 2010

...

The most caring people for football club are the supporters. We support them with heart, no more another interest. We are militant. And this is Persikmania. We was born at early 2000. We are not yet 10 years old. And we must accept this fact. IT WAS A BULLYING!