Kamis, 20 Januari 2011

Negari Prasangkadiraja : Gayus vs Satgas

Gayus menuduh tim satgas pemberantasan mafia hukum yang dibentuk Presiden SBY merekayasa kasusnya. Gayus menuding bahwa satgas hanya mempersempit masalah dengan "hanya" menunjuk hidung Grup Bakrie.


Prasangka: Satgas yang memojokkan Bakrie ini dimaksudkan untuk segera meringkus dan membongkar semua kebusukan Bakrie. Seperti yang kita ketahui, Abu Rizal Bakrie (Ical) digadang-gadang akan menjadi capres pada 2014. Berbagai politisasi telah dilakukannya, seperti memberi bantuan pada korban Merapi dan yang terbaru adalah meng-klaim bahwa keberhasilan Timnas Indonesia tak lepas dari kontribusinya.


Pihak Istana (termasuk satgas) yang direpresentasikan pada twitter Andi Arief menyerang Adnan Buyung Nasution, kuasa hukum Gayus, karena membiarkan Gayus memberikan keterangan pers setelah sidang. Andi Arief menganggap Buyung menghambat pemberantasan korupsi karena hanya memperkeruh suasana dengan menyerang satgas.


Prasangka: Istana seperti kebakaran jenggot. Karena dengan tuduhan Gayus yang menganggap satgas mempersempit kasus, Istana mengindikasikan ketakutannya jika Gayus benar-benar akan membongkar semua kebobrokan pajak maka akan terkuak kebobrokan pemerintah juga. Kasus ini ditengarai terkait dengan kasus Susno Duadji yang juga menyatakan komitmennya untuk memberantas mafia kepolisian. Kasus Susno Duadji ini berkaitan dengan kasus Antasari Azhar. Dan Kasus Antasari Azhar berkaitan dengan Kasus Century. Dan dari kesemua kasus-kasus tersebut seakan-akan dipelintir dan dialihkan dari kasus luar biasa di belakangnya. Kecurigaan kita akan mengarah pada tim penyidik dari Polri karena penyidiklah yang melimpahkan ke pengadilan. Dan pengadilan hanya bekerja sesuai dengan berkas-berkas dari tim penyidik Polri.


-------------------------------------


Lagi-lagi masyarakat lah yang terkena imbasnya. Masyarakat dibuat menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi tanpa pengungkapan bukti. Media-media pun bersorak dengan hanya menyampaikan kabar sepotong-sepotong. Berita yang belum benar-benar selesai. Dan ketika semua sudah mendekati titik terang, akan disapu lagi dengan berita mencengangkan lainnya.


Begitulah siklusnya. Masyarakat dianggap bukan elemen penting untuk mengetahui duduk persoalan. Kalau sudah begitu, masyarakat akan berprasangka bahwa memang ada peran yang bertugas sebagai pengalih isu yang membuat kita lupa akan kebenaran. Cukup transparan, cukup transparan kebodohanmu pemerintah!


NB: Saya memilih untuk tidak berprasangka buruk, karena hanya akan menambah dosa saya. Berpikir positif saja bahwa ini adalah momentum yang tepat bagi pemerintah untuk membersihkan negara kita ini. Dan mendoakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar