Kamis, 24 Februari 2011

Don't be Superman

Item dan Tomblok melakukan segalanya untuk dapat memenuhi janji bertemu di Jepara jam 7 pagi. Mereka adalah para pejuang ibukota dengan segala kepenatannya. Hari itu, Jumat, 18 Februari 2011 masih termasuk hari kerja. Pulang jam 5 sore, mereka masih harus melawan arus kemacetan Jumat sore. Seakan melupakan lelah, mereka menemui resah diburu waktu. Terminal Kampung Rambutan adalah meeting point mereka, dengan pertimbangan titik tengah jarak tempuh. Tidak cukup bis kota, bahkan mereka berganti ke ojek untuk menembus macet.

Di terminal Item sampai jam 19.15 sedangkan Tomblok jam 19.30. Mereka langsung menemui kenyataan bahwa bus yang seharusnya mereka tumpangi sudah berangkat. Tidak peduli tenaga yang tersisa, mereka terus mengumpulkan asa. Bertanya kesana kemari, mencari info, mencari alternatif. Hingga sepucuk harapan muncul bersama sebuah tawaran.

Tomblok menyebutnya preman, karena tawaran bus itu bukan berasal dari sebuah P.O. namun oleh sekumpulan orang yang mampu mencium peluang. Dengan bekal banyaknya penumpang jurusan Jawa Tengah yang terlantar dan tarif di atas rata-rata, "preman" itu mencarter bus untuk menjalankan P.O. instannya. Benar saja, mereka yang sudah buntu, tidak memiliki jalan keluar lagi menerima ajakan "preman" itu. Tarif yang lebih mahal pun bukan penghalang, atas nama janji. Jam 9 mereka berangkat, asa itu kembali membuncah seiring janji "preman" itu untuk sampai Semarang jam 5 pagi.

"Al. mohon maaf saya dgn penuh sesal memberitau bahwa saya tdk mlanjutkan prjalanan. Jam segini saya g lnsng brgkt namun k pulo gadung malah. Dgn itungan sprti itu kta tdk bisa. Baru saja bisnya mogok. Mohon maaf sekali. Sprtinya tujuan saya k jogja." sms dari tomblok pukul 22.31.

Karena bus yang mereka tumpangi adalah bus carteran, mungkin para "preman" itu tidak memahami kondisi terakhir bus itu. Silakan dibayangkan bagaimana kacaunya Tomblok dan Item. Kondisi fisik dan psikis yang terkuras. Antara putus asa, optimistis, dan janji. Tidak ada usaha lain yang bisa dilakukan. Tidak memungkinkan untuk menuntut "preman" itu, karena mereka tidak berada di bawah naungan P.O. apapun. Mustahil untuk berganti kendaraan, karena terbatasnya informasi dan waktu.

Di sisi lain saya hanya bisa terus menyupport mereka dengan hal-hal positif dan alternatif yang terlintas serta doa. Akhirnya sekitar jam 23.00 bus mereka berangkat lagi. Kamipun bisa tenang dan terus berharap semoga mereka bisa tepat waktu.

Jam 2.33 dini hari Item mengirim sms, "Di...bus e mogok2 meneh... T_T ak wes lemes, kok angel men yo..."

Ya, lemes mungkin kata yang cocok untuk menggambarkan di mana kita sudah tidak memiliki tenaga. Tenaga untuk memperjuangkan hingga tenaga untuk sekedar berharap.

"Iya patah semangat karena dgn kondisi seperti ini, kondisi fisik sprti ini saya pasti 100% tdk ikoet. Setelah nyampe sana badan remuk. Kta masih 8 jam lg br nyampe karimun. Klo tdk ada kapal? 6 jam lg br smpe jogja. Capeknya kyk apa tuh? Blm prjlnan plg k jkt dr karimun hari selasa. Rabu ak masuk lg. Memang ak ga sebebas dulu. Apabila mrasa kecewa krn kurang berjuang ya mohon maaf. But we really really tried." sms Tomblok jam 4.40 menegaskan.

Di samping itu, kondisi ini diperparah dengan Aci yang dijadwalkan harus ketemu mereka jam 5 pagi. Oke, saya jelaskan posisi Aci. Aci sedang di Solo, perjalanan Solo-Semarang menempuh waktu sekitar 3 jam, otomatis Aci harus berangkat jam 3 pagi. Untuk berangkat jam 3 pagi, maka Aci harus "ngungsi" di tempat kos temen cowoknya. Tapi karena gak mungkin memaksa temennya untuk begadang sampai jam 3, Aci berencana berangkat jam 12 dan sampai di terminal Semarang jam 3 pagi. Aci pun masih harus menunggu Item dan Tomblok di terminal, dini hari sendirian! Ditambah Aci yang tidak enak badan, pusing dan demam, juga menjadi pertimbangan Tomblok dan Item.

Merekapun memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke Jogja. Bus sering mogok dan harus ganti bus sebanyak 3 kali! Total perjalanan selama 25 jam dari Jakarta sampai Jogja. Dan selama itu pula Tomblok dan Item mengaku tidak makan nasi!
---------------------------------------------------------------

Saya berada di Jawa sisi sebaliknya. Betapa bodohnya saya yang tetep optimis, percaya mereka akan datang tepat waktu. Bodohnya saya yang menepikan sesak yang mereka alami dan terus memberi harapan segarnya udara pantai. Seperti memompa ban bocor.

Untuk Item, Tomblok, dan Aci saya membungkukkan badan. Saya salut atas semua usaha kalian. Selama ini saya selalu mencari apa itu win-win solution. Walaupun pada akhirnya lebih sering saya yang mengalah, toh saya selalu punya cara tersendiri untuk merubahnya menjadi "win".

Namun kalian dan pengorbanan kalian telah menampar saya. Ini semua tidak melulu tentang hasil, tapi proses. Perjalanan kalian, hambatan-hambatan, hilangnya harapan, rasa kesal yang teramat sangat dan kebesaran hati kalian merupakan pelajaran untuk kita semua. Pelajaran yang akan menjadi pertimbangan "win" kita selanjutnya.

"Don't be superman," adalah potongan sms terakhir dari Tomblok pada Sabtu, 19 Februari 2010 jam 4.42. Yep, win-win solution adalah sempurna dan kesempurnaan hanya milik Allah. Superman hanyalah fiksi. Tidak ada yang benar-benar win-win solution, selalu ada pengorbanan. Tetapi, dengan semua kebesaran hati kalian dan mengingat semua keadaan saat itu, kita bisa merubah pengorbanan menjadi kemenangan kalian. Dalam hal ini, kalian lebih berpengalaman dan dewasa dibanding kami :)




NB: jika waktu mengijinkan, saya sendiri yang akan mengajari Item, Tomblok, Aci snorkling!!! :D

5 komentar:

  1. salut buat tomblok, aci ma item. mereka berusaha dan ketika usaha itu tak sesuai dengan rencana, mereka berserah, mereka pasrah. tapi ketika sebuah kepasrahan diawali dengan perjuangan penuh asa, kepasrahan itu terlihat begitu mewah, begitu kaya.

    penyesalan kemudian tidak hanya menjadi tundukan lesu penuh tanda tanya. dalam usaha mereka, penyesalan menjadi sebuah kesadaran bahwa Tuhanlah yang punya kuasa. Dan tugas manusia adalah mengakuinya. ;)

    BalasHapus
  2. @komang: wah komaaaaangg bener banget!!! iya, kepasrahan mereka terlihat begitu mewah :)

    BalasHapus
  3. Emaaaaan....tapi hormaaaaaat grakk!! Wiiiih!

    BalasHapus
  4. dasar anak pantai kamu al...
    ojo lali nggawe sunblok spf tinggi ben ga ngglodoki..hihihi..

    BalasHapus
  5. @ravi: iya mbak, emaaaaaann banget... tp ini kehendak Tuhan, kita hanya bisa menerimanya dg lapang dada :)

    @difana: kulitku hancuuurrrr!!! :D

    BalasHapus