Kamis, 15 Maret 2012

Sama Bodohnya

Saya sering tak habis pikir dengan kebodohan media, baik koran maupun televisi, atau apapun, yang menggunakan kata "ANARKIS" untuk mengidentikkan dengan kekerasan. Hal ini tentu saja suatu pembodohan publik dan membuat masyarakat (yang mau dibodohi) semakin antipati dengan kata anarkis. Padahal jika kita mau sedikit berusaha dengan mencari di mesin pencari yang tersedia di internet, google misalnya, kita bisa mencari apa itu definisi anarki yang sebenarnya, dan menjadi sedikit tidak bodoh.

Itu semua adalah efek dari media massa yang tidak bisa kita pungkiri telah berperan besar menggiring opini publik.

Hingga, saya akhirnya menyadari bahwa saya juga telah menjadi salah satu korbannya. Yaitu kata "KAPITALISME". Sebagian orang memandang negatif kata ini, termasuk saya tadinya. Kapitalisme dianggap sebagai simbol keserakahan para pemilik modal demi mencapai keuntungan sebesar-besarnya. Bahkan demi mencapai tujuannya tidak jamak menghalalkan segala cara, semacam korupsi atau suap-menyuap. Dan memang, memang terjadi seperti itu.

Akan tetapi itu bukanlah tujuan awal kapitalisme. Arti kapitalisme sesuai dengan definisi dasar Oxford yang saya kiutip dari blognya pandji adalah "Sistem ekonomi berbasis kompetisi dimana produksi, distribusi, dan perdagangan dimiliki secara individual dan/atau perusahaan." Kapitalisme lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem terdahulu dimana semua dimiliki oleh kerajaan (monarki). Kapitalisme adalah pembebasan dan wujud dari demokrasi bahwa setiap individu berhak mendapatkan sesuai apa yang dikerjakannya. Jika saja saat ini kapitalisme menjadi begitu buruknya, itu adalah ulah manusia sendiri yang memaknai kebebasan dengan terlalu bebas.

Dan media sukses membodohi kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar