Saya berada di tengah-tengah lingkaran. Sebuah lingkaran besar. Belum ada magnet yang bisa memutar dinamo ini. Saya hanya berdiri di atas kesenangan, tanpa tendensi, bebas berputar. Di sini saya bisa melihat semua sisi lingkaran dengan sama besarnya. Di depan saya, di belakang saya, di kanan saya, di kiri saya, semua sudut sama. Saya dapat menjangkau semua tepian dengan sama jaraknya. Terdengar adil? Atau tidak punya pendirian? Entahlah, saya menyebutnya representasi makhluk sosial.
Saya memandang setiap tepinya sama luas. Saya menempatkan mereka sejajar. Bukan tendensi, hanya skala prioritas untuk membuatnya menjadi maksimal. Dalami, pahami, resapi maka akan menjadi kaya. Saya berpikir, saya menganalisa. Jadi tidak ada alasan untuk berpikir sempit.
Namun saya masih di tengah. Belum memutuskan untuk melangkah. Suatu saat pasti akan menepi dan saya phobia terhadap sempit. Saya akan mencoba untuk tetap di tengah. Entah lingkaran ini atau lingkaran baru. Akan banyak lingkaran saya singgahi. Begitulah saya hidup.
Saya berada di tengah-tengah lingkaran. Berputar mencari celah. Belum menentukan arah. Saya mencari papan petunjuk.
"Dalami, pahami, resapi maka akan menjadi kaya. Saya berpikir, saya menganalisa. Jadi tidak ada alasan untuk berpikir sempit."
BalasHapusThose are my favourite lines...
nice thoughts bung aLdi...
hihihi..
BalasHapusmakasih..makasih... :)
oia, blogq yg di follow yg tuRboLogic aja...
BalasHapusyang blackariamor ndak ada isinya...haha
hehe sudah..
BalasHapuslha dulu mau follow turbologic tp gak ada "follow" yg di atas halaman.. trus mau follow, tp lupa google accountnya, hehe
tp sekarang sudah :)